Bayangan kematian tidak menghalangi pengantin baru ini untuk menunjukkan rasa cinta mereka yang dalam pada kota tercinta yang sudah hancur akibat perang.
Seperti dilansir dari News.com.au, Senin (9/2/2016), Nada Merhi (18) dan Hassan Youssef (27) melakukan pemotretan untuk merayakan pernikahan di Kota Homs, Suriah.
Homs adalah salah satu kota yang paling parah terkena serangan rezim Bashar Al-Assad.
Sang pengantin wanita tampak begitu cantik dalam balutan gaun putih indah dengan tiara berkilau di atas kepalanya.
Sementara si pengantin pria sangat gagah dengan seragam tentaranya. Mempelai pria memang berprofesi sebagai tentara.
Seperti dilansir Daily Mail, Senin (9/2/2016), keduanya tampak begitu bahagia. Adalah fotografer Jafar Meray yang mengabadikan foto-foto kebahagiaan kedua mempelai.
"Mereka adalah bukti bahwa, apa pun yang terjadi, hidup harus terus berjalan," kata Jafar.
Lewat arahan sang fotografer, Nada dan Hassan tanpa ragu melakukan beberapa pose mesra mereka di tengah puing-puing bangunan dan tanah yang berdebu.
Satu di antaranya adalah saling berpelukan membelakangi kamera sambil memandangi bangunan-bangunan yang telah hancur.
Seperti dilansir dari News.com.au, Senin (9/2/2016), Nada Merhi (18) dan Hassan Youssef (27) melakukan pemotretan untuk merayakan pernikahan di Kota Homs, Suriah.
Homs adalah salah satu kota yang paling parah terkena serangan rezim Bashar Al-Assad.
Sang pengantin wanita tampak begitu cantik dalam balutan gaun putih indah dengan tiara berkilau di atas kepalanya.
Sementara si pengantin pria sangat gagah dengan seragam tentaranya. Mempelai pria memang berprofesi sebagai tentara.
Seperti dilansir Daily Mail, Senin (9/2/2016), keduanya tampak begitu bahagia. Adalah fotografer Jafar Meray yang mengabadikan foto-foto kebahagiaan kedua mempelai.
"Mereka adalah bukti bahwa, apa pun yang terjadi, hidup harus terus berjalan," kata Jafar.
Lewat arahan sang fotografer, Nada dan Hassan tanpa ragu melakukan beberapa pose mesra mereka di tengah puing-puing bangunan dan tanah yang berdebu.
Satu di antaranya adalah saling berpelukan membelakangi kamera sambil memandangi bangunan-bangunan yang telah hancur.