Akhir-akhir ini semakin marak saja kasus pembunuhan yang dilakukan secara sadis. Setelah kita dihebohkan dengan kasus yuyun di Bengkulu kini muncul kasus pelajar SMP yang mencangkul kepala dan memasukkan gagang cangkul di anunya Eno Parinah (18) alias Indah, seorang karyawati buruh pabrik PT Polyta Global Mandiri.
Perbuatan sadis itu dilakukan oleh remaja yang bernama Rahmat Alim, pelajar SMP berumur 15 tahun, warga Gang Musala Mustaddin, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
Korban Eno Parinah dengan tersangka Rahmat Alim baru saja berkenalan via Facebook kurang lebih satu bulan. Kemudian pada malam kejadian, Kamis (12/5) sekitar pukul 23.30 WIB, tersangka dan Eno Parinah janjian untuk bertemu di kamar kos-kosan Eno yakni di mess PT Polita Global Mandiri.
Setelah bertemu, keduanya pun melakukan pemanasan. Namun, ketika Rahmat ingin memasukkan anunya, ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Enno Parinah. Mendengar itu, Rahmat kesal, kemudian dia keluar dari kamar kos-kosan korban.
Nah, saat keluar kamar Eno Parihah, Rahmat berdalih bertemu dengan dua orang pria, yang berinisial RA dan IH.
Rahmat mengaku ditanya. "Ngapain lo di sini, lu pacarnya Indah emang," ujar Rahmat menirukan omongan salah seorang dari RA dan IH. Indah, kata Rahmat, adalah nama lain korban.
Kemudian Rahmat menjawabnya. "Bukan bang, saya bukan pacarnya," ucap Rahmat.
Menurut Rahmat, tiba-tiba saat itu Rahmat diajak kedua orang tersebut ke dalam kamar Enno Parinah.
"Mungkin mau mastiin," kilah Rahmat.
Selanjutnya, begitu masuk, pria yang berinisial IH langsung mendekap wajah Eno dengan menggunakan bantal dan menyuruh Rahmat mencari pisau di dapur.
Karena di dapur tidak ada pisau, selanjutnya Rahmat keluar kamar dengan maksud mencari benda lain selain pisau. Dia melihat cangkul yang berada tidak jauh dari kamar Eno.
Kemudian Rahmat mengambil cangkul tersebut dan kembali lagi ke kamar Eno Parinah. Saat itu, kata Rahmat, sampai di dalam kamar dengan membawa cangkul, dia melihat orang yang berinisial IH masih mendekap wajah Eno dengan menggunakan bantal. Sedangkan orang yang berinisial RA memegangi kaki korban.
Selanjutnya IH menyuruh Rahmat untuk memukulkan cangkul tersebut kepada Enno Parinah, dan dirinya menuruti perintah IH memukulkan cangkul tersebut ke kepala Eno Parinah.
Rahmat sempat keluar kamar karena mengaku jijik melihat kondisi Eno Parinah yang berlumuran darah. Namun Rahmat kembali masuk untuk memastikan apakah sudah meninggal atau belum.
Melihat Enno masih bernapas. Rahmat yang masih kesal dengan perlakuan korban yang menolak diajak berhubungan badan, langsung menggigit (.)(.) korban sebelah kiri hingga membekas.
Setelah Eno tidak berdaya, kemudian RA menyuruh Rahmat untuk memegangi kaki Eno sebelah kanan dan membukanya. Setelah posisi mengangkang, selanjutnya RA menancapkan gagang cangkul tersebut ke anunya hingga Eno Parinah meninggal dunia. Kemudian, Rahmat mengambil ponsel milik Eno Parinah.
Sementara itu dihubungi secara terpisah, Polres Metro Tangerang telah menetapkan tiga laki-laki sebagai tersangka pembunuh Eno Parihah (18) yang ditemukan tewas mengenaskan setelah dicangkul wajahnya, Jumat (13/5) lalu. Mereka adalah RAH (15), RA dan IH.
"Ketiga tersangka sudah mengakui perbuatannya. Sebelum membunuh Eno dengan sadis, mereka memperkaos Enno secara bergantian," kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo, Senin (16/5/2016).
Temuan polisi tentang dugaan pemerkaosan sebelum adanya pengakuan dari para tersangka adalah dari banyaknya sperma di kamar Eno. Tiga tersangka itu juga telah menjelaskan bagaimana detil mereka melakukan hal tersebut kepada Eno dalam prarekonstruksi yang dilakukan Polres Metro Tangerang dan Polda Metro Jaya, baru-baru ini.
Adapun peran para tersangka, yakni RAH, disebut adalah pacar korban. RAH dan Eno baru saling kenal kurang lebih satu bulan yang lalu. Polisi masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut dengan memeriksa ketiga tersangka secara intensif.
Menurut pengakuan sementara para tersangka, mereka saling bantu untuk membunuh Eno secara sadis.
Foto korban Enno Parihah Yang Dicangkul oleh Tersangka Pelajar SMP |
Perbuatan sadis itu dilakukan oleh remaja yang bernama Rahmat Alim, pelajar SMP berumur 15 tahun, warga Gang Musala Mustaddin, Desa Jatimulya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
Korban Eno Parinah dengan tersangka Rahmat Alim baru saja berkenalan via Facebook kurang lebih satu bulan. Kemudian pada malam kejadian, Kamis (12/5) sekitar pukul 23.30 WIB, tersangka dan Eno Parinah janjian untuk bertemu di kamar kos-kosan Eno yakni di mess PT Polita Global Mandiri.
Setelah bertemu, keduanya pun melakukan pemanasan. Namun, ketika Rahmat ingin memasukkan anunya, ajakan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Enno Parinah. Mendengar itu, Rahmat kesal, kemudian dia keluar dari kamar kos-kosan korban.
Nah, saat keluar kamar Eno Parihah, Rahmat berdalih bertemu dengan dua orang pria, yang berinisial RA dan IH.
Rahmat mengaku ditanya. "Ngapain lo di sini, lu pacarnya Indah emang," ujar Rahmat menirukan omongan salah seorang dari RA dan IH. Indah, kata Rahmat, adalah nama lain korban.
Kemudian Rahmat menjawabnya. "Bukan bang, saya bukan pacarnya," ucap Rahmat.
Menurut Rahmat, tiba-tiba saat itu Rahmat diajak kedua orang tersebut ke dalam kamar Enno Parinah.
"Mungkin mau mastiin," kilah Rahmat.
Selanjutnya, begitu masuk, pria yang berinisial IH langsung mendekap wajah Eno dengan menggunakan bantal dan menyuruh Rahmat mencari pisau di dapur.
Karena di dapur tidak ada pisau, selanjutnya Rahmat keluar kamar dengan maksud mencari benda lain selain pisau. Dia melihat cangkul yang berada tidak jauh dari kamar Eno.
Kemudian Rahmat mengambil cangkul tersebut dan kembali lagi ke kamar Eno Parinah. Saat itu, kata Rahmat, sampai di dalam kamar dengan membawa cangkul, dia melihat orang yang berinisial IH masih mendekap wajah Eno dengan menggunakan bantal. Sedangkan orang yang berinisial RA memegangi kaki korban.
Selanjutnya IH menyuruh Rahmat untuk memukulkan cangkul tersebut kepada Enno Parinah, dan dirinya menuruti perintah IH memukulkan cangkul tersebut ke kepala Eno Parinah.
Rahmat sempat keluar kamar karena mengaku jijik melihat kondisi Eno Parinah yang berlumuran darah. Namun Rahmat kembali masuk untuk memastikan apakah sudah meninggal atau belum.
Melihat Enno masih bernapas. Rahmat yang masih kesal dengan perlakuan korban yang menolak diajak berhubungan badan, langsung menggigit (.)(.) korban sebelah kiri hingga membekas.
Setelah Eno tidak berdaya, kemudian RA menyuruh Rahmat untuk memegangi kaki Eno sebelah kanan dan membukanya. Setelah posisi mengangkang, selanjutnya RA menancapkan gagang cangkul tersebut ke anunya hingga Eno Parinah meninggal dunia. Kemudian, Rahmat mengambil ponsel milik Eno Parinah.
Sementara itu dihubungi secara terpisah, Polres Metro Tangerang telah menetapkan tiga laki-laki sebagai tersangka pembunuh Eno Parihah (18) yang ditemukan tewas mengenaskan setelah dicangkul wajahnya, Jumat (13/5) lalu. Mereka adalah RAH (15), RA dan IH.
Foto Eno Parihah di layar telepon genggam temannya |
"Ketiga tersangka sudah mengakui perbuatannya. Sebelum membunuh Eno dengan sadis, mereka memperkaos Enno secara bergantian," kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Sutarmo, Senin (16/5/2016).
Temuan polisi tentang dugaan pemerkaosan sebelum adanya pengakuan dari para tersangka adalah dari banyaknya sperma di kamar Eno. Tiga tersangka itu juga telah menjelaskan bagaimana detil mereka melakukan hal tersebut kepada Eno dalam prarekonstruksi yang dilakukan Polres Metro Tangerang dan Polda Metro Jaya, baru-baru ini.
Adapun peran para tersangka, yakni RAH, disebut adalah pacar korban. RAH dan Eno baru saling kenal kurang lebih satu bulan yang lalu. Polisi masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut dengan memeriksa ketiga tersangka secara intensif.
Menurut pengakuan sementara para tersangka, mereka saling bantu untuk membunuh Eno secara sadis.