Sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam selalu menarik untuk diulas dan diceritakan, mengingat agungnya budi pekerti serta akhlak beliau. Bagaimana bentuk rambut dan cara bersisir Rasulullah, berikut ulasannya, berdasarkan Kitab Asy-Syamail Imam At-Tirmidzi, dikutip dari Sindonews.
"Rambut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mencapai pertengahan kedua telinganya." (Diriwayatkan oleh Ali bin Hujr, dari Ismail bin Ibrahim, dari Humaid yang bersumber dari Anas bin Malik).
"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang yang berbadan sedang, kedua bahunya bidang, sedangkan rambutnya menyentuh kedua daun telinganya." (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani', dari Abu Qathan, dari Syu'bah dari Abi Ishaq yang bersumber dari al Bara' bin 'Azib Radhiyallahu anhu)
"Rambut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya." (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir bin Hazim, dari Hazim yang bersumber dari Qatadah)
Cara Bersisir Nabi Muhammad
"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang bersisir kecuali sekali-kali." (Diriwayatkan oleh Muhammad Basyar, dari Yahya bin Sa'id dari Hisyam bin Hasan, dari al Hasan Bashri, yang bersumber dari Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu anhu)
Hal yang dilarang ialah bersisir layaknya wanita pesolek. Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu anhu adalah sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang masyhur. Ia merupakan salah seorang peserta Bai'tus Syajarah, wafat pada tahun 60 Hijriah, ada pula yang mengatakan tahun 57H.
Di antara adab-adab menyisir rambut ialah sebagai berikut:
1. Memulai dari rambut sebelah kanan.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ
2. Meminyaki rambut dan merapikannya dengan air apabila acak-acakan.
Berdasar pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat orang yang rambutnya acak-acakan,
أَمَا كَانَ يَجِدُ هَذَا مَا يُسَكِّنُ بِهِ شَعْرَهُ
3. Tidak mencukur sebagian dan sebagian yang lainnya.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ الْقَزَعِ
Al-Qaza’ ialah mencukur kepala sebagian dengan meninggalkan rambut pada bagian sebalah depan (cukur kuncung). Potongan rambut seperti ini banyak merebak di kalangan para pemuda dan dianggap sebagai mode. Itu merupakan tipu daya iblis terhadap umat manusia yang didukung pula oleh kaum Yahudi dan Nasrani dalam menyebarkan pemikiran busuk dan kesesatan sebagai upaya untuk merusak kaum muslimin.
4. Tidak berlebih-lebihan mengurus rambut dan menyisirnya.
Apabila seseorang sudah menghabiskan waktunya untuk mengurus dan menghias rambut, maka ini merupakan tindakan berlebih-lebihan dan makruh hukumnya. Dari hadits Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يمتشط أحدنا كل يوم
Maksudnya ialah Rasulullah melarang menyisir rambut secara berlebihan, apabila rambut masih terlihat bagus dan rapi. Berlebihan dalam bersisir memungkinkan seseorang untuk berpaling dari mengurus perkara-perkara yang lebih penting, dan lebih parah, dapat melalaikannya dari dzikrullah.
Banyak wanita muslimah yang senang pergi ke salon untuk mengurus rambut, padahal itu merupakan salah satu sikap berlebih-lebihan dalam mengurus rambut. Selain itu, sering pergi ke salon dapat membuang harta secara mubazir (boros). Ditambah lagi, kebanyakan salon masih mencampurbaurkan antara laki-laki dan wanita, sehingga memungkinkan wanita untuk memperlihatkan rambutnya kepada laki-laki asing. Karena itu, wajib bagi kita sebagai muslimah untuk menghindari tempat semacam itu yang mana banyak sekali kemungkarannya.
Demikian ulasan Cara Bersisir Nabi Muhammad. Semoga Allah memberi taufik agar kita bisa mengikuti sunnah-sunnah Beliau.
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Wallahu Ta'ala A'lam.