Sepertinya Mimpi Setiadi sebentar lagi akan terwujud.
Add caption |
Pria itu bisa memiliki motor yang selama ini menjadi incarannya a tabung.uang yang selama ini ia tabung.
Perjuangan Setiadi untuk bisa membeli motor tidaklah mulus, dia menabung selama bertahun tahun lamanya.
Uang yg ia tabungpun tidak sembarangan, tetapi uang receh.
Dia harus membawa kaleng cat berukuran 25 kg dan 4 buah kaleng cat berukuran 5 kg.
Dikutip dari KompasTV, tidak mudah bagi Setiadi untuk bisa membeli motor dengan uang logam sebanyak itu.
Tak hanya satu, tapi enam dealer telah menolaknya membeli motor dengan uang recehnya.
Baru dealer ke-7 membolehkan pria asal Depok itu membeli motor menggunakan uang logam. Tapi tidak semulus itu juga, pegawainya menanyakan kepada atasannya apakah boleh membeli dengan uang receh tersebut.
Akhirnya atasannya mengabulkan permintaan Setiadi.
Setiadi membawa ribuan uang logam yang dimasukan dalam kaleng bekas cat. setelah di izinkan oleh dealer tersebut.
Petugas dealer sempat terkejut karena isi dari kale kaleng tersebut, namun mereka tetap menerimanya.
Sebab, di dalam semua kaleng tersebut penuh dengan pecahan koin Rp 1.000 yang bergambar angklung.
Peristiwa unik itu terjadi tanggal 25 September 2016 atau dua hari lalu terjadi karena ia ingin membeli sepeda motor sport yang harganya mencapai Rp 32 juta.
Peristiwa unik itu terjadi tanggal 25 September 2016 atau dua hari lalu terjadi karena ia ingin membeli sepeda motor sport yang harganya mencapai Rp 32 juta.
Namun karena tak punya uang dalam pecahan besar, ia menyerahkan semua uang koinnya pada dealer.
Dan hingga hari ini, pegawai dealer belum selesai menghitung uang pembelian Setiadi.
Add caption |
"Banyak dealer yang tidak bisa menerima uang receh saya, mereka bilang tukarkan dulu pak di bank, saya jawab, saya ga bisa, saya pengen bayar motor pakai uang receh supaya ada cerita buat bahan cerita buat cucu saya nanti," ujar pria ini kepad KompasTV.
Bukan masalah yang kecil ia mengumpulkan uang tersebut.
Ia sampai menunggu hampir 5 tahun untuk mendapatkan uang sebanyak itu.
Setiap hari, ia pasti memasukkan uang koin pecahan Rp 1.000 rupiah tanpa pernah berhenti dan terus menerus.
Ternyata Setiadi punya cara agar ia tak pernah mengambil uang yang ditabungnya.
"Kaleng cat tempat taruh uang itu saya kasih oli bekas, biar ga ada yang ngambil koinnya," katanya.
"Soalnya, nabung itu harus terpaksa, kalau tidak seperti itu tak akan jadi menabung. Saya juga pernah menabung di bank untuk biaya kuliah anak dengan cara menggunting kartu ATM agar uangnya tak pernah saya ambil," kenang Setiadi.
Ternyata, Setiadi terinspirasi dari cara ayahnya.
"Ayah saya setiap pulang dari kali atau sawah selalu bawa batu satu atau dua buah. Lama kelamaan, kumpulan batu itu bisa buat bangun rumah sendiri," katanya serius.
Iapun masih menunggu karena belum jelas jumlah uang receh yang ia serahkan kepada dealer tersebut