Kelompok relawan Kotak Adja (Komunitas Muda Ahok Djarot) melaporkan ke Polda Metro Jaya, Jumat (7/10/2016) terkait video Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang membuat heboh beberapa hari terakhir.
Laporan itu diterima dengan nomor TBL/4873/X/2016/PMJ/Dit Reskrimsus.
Ketua Kotak Adja, Muannas Alaidid mengatakan pihaknya melaporkan akun Facebook bernama SBY (Si Buni Yani) yang diduga pertama memprovokasi masyarakat dengan memposting potongan dari video asli.
"Kami melihat adanya pengunggahan video viral di Facebook tidak utuh dan sepotong-potong sehingga menimbulkan multitafsir dan kesalahpahaman," kata Muannas di Mapolda Metro Jaya, Jumat.
Pak Buni Yani, seorang dosen dan peneliti, dulunya (pada Pilgub DKI 2012 adalah pendukung Ahok). Beliau akhirnya tersadar setelah melihat realita Jakarta saat ini, dan sekarang Buni Yani sering mengkritisi, tidak hanya dalam soal video Ahok Al-Maidah 51 yang sedang heboh saat ini.
Setelah dilpoarkan ke Polisi oleh pendukung Ahok, ini tanggapan Buni Yani yang disampaikan melalui akun twitternya @BuniYani, Jumat (7/10/2016):
1. Terima kasih atas kebaikan puluhan pengacara yang sudah bersedia membela saya karena dipolisikan. Saya tak gentar. Kau tak bisa menggertakku.
2. Puluhan pengacara ini membela saya karena ingin merawat kebebasan berbicara. Ada yg sama sekali tak kenal tapi tiba2 tlp habis magrib tadi.
3. Pak moko dari LBH wartawan tlp saya kalau dia sudah bersedia membela saya nanti. Saya terkejut, dari mana dapat tlp saya.
4. Rupanya pak moko dapat kontak dari kawan wartawan lainnya yg menyembunyikan jati dirinya.
5. Akhirnya saya cerita ke pak moko dulu saya wartawan sebelum jadi dosen. saya bilang pak moko trims, bapak tdk membela Buni tapi ide kebebasan bicara.
6. Sejak tadi malam hingga pagi tadi saya dibully oleh guntur romli. Saya dituduh memelintir transkrip video. Dia sebarkan tuduhannya scr luas.
7. Dan malam ini saya resmi sebagai terlapor.
8. Saya menyayangkan hal ini terjadi. Sebetulnya kalau lihat lingkaran pertemanan saya dengan guntur banyak irisannya.
9. Saya dulu wartawan Tempo, suka diskusi di utan kayu, bergaul dengan kawan2 JIL. Aneh guntur bisa membunuh karakter saya dengan sebar tuduhan.
10. Saya katakan pd guntur, tolong undang saya diskusi. saya kuasai ilmunya. Mau debat tentang jurnalisme, hermeneutika atau linguistik Saya senang tukar pendapat.
11. Saya katakan begitu pdanya karna Saya tahu komunitas itu isinya orang terdidik semua. Bahkan Saya merasa sedikit sejarah hidup saya bagian dr komunitas (utan kayu -red).
12. Tapi tak apa2. Ini sudah terlanjur. Saya tetap menghormati ini dibawa ke polisi. Dan saya akan bersiap utk itu.
13. Namun kalau pelapor mau menggertak saya, jari tengah utk kamu. Kamu kira saya gentar? Saya mati saja yg belum.
14. Knp Saya tak gentar? Karena saya tahu masalahnya. Seseorang upload video yg sudah tersebar luas dengan transkrip lalu dipolisikan? Gak masuk akal.
15. Kenapa kalian tdk polisikan Pemda DKI sekalian yg upload videonya. Kalian begonya minta ampun deh.
16. Orang2 kampungan tdk pernah gaul ini mau menggertak saya. Saya bilang, kalian salah sasaran. You're totally stupid.
17. Pndkungnya yg bodoh lngsung prcaya guntur. Di mana letak melintirnya? Saya khatam baca UU ITE, Pers, Penyiaran. Sy tak bodoh mau msk pnjara.
18. Buat pendukung guntur jangan mau dibegoin, saya tak hapus apa2. Saya cuma lock posting agar tak terlihat atas permintaan pendukung guntur.
19. Tapi lalu saya dituduh hapus posting, pengecut, tukang pelintir, penghasut. Kalian bisa lihat sekarang posting di FB kembali normal. Jangan bego.
20. Saya bisa tuntut balik tukang tuduh ini kalau saya mau. Pengacara sdh puluhan. Tapi apa ya itu akan menjernihkan persoalan.
21. Buat saudara saya muslim setanah air terima kasih atas simpati dan dukungannya. Saya dididik tak pernah takut karena hny percaya pada Allah. Trims uni @fahiraidris sdh menelepon tadi.
22. Makanya saya bilang kalau niat kalian mau gertak2 saya, kalian salah sasaran. Kalian tak akan berhasil.
*dari twitter Buni Yani (7/10/2016)
Laporan itu diterima dengan nomor TBL/4873/X/2016/PMJ/Dit Reskrimsus.
Ketua Kotak Adja, Muannas Alaidid mengatakan pihaknya melaporkan akun Facebook bernama SBY (Si Buni Yani) yang diduga pertama memprovokasi masyarakat dengan memposting potongan dari video asli.
"Kami melihat adanya pengunggahan video viral di Facebook tidak utuh dan sepotong-potong sehingga menimbulkan multitafsir dan kesalahpahaman," kata Muannas di Mapolda Metro Jaya, Jumat.
Pak Buni Yani, seorang dosen dan peneliti, dulunya (pada Pilgub DKI 2012 adalah pendukung Ahok). Beliau akhirnya tersadar setelah melihat realita Jakarta saat ini, dan sekarang Buni Yani sering mengkritisi, tidak hanya dalam soal video Ahok Al-Maidah 51 yang sedang heboh saat ini.
Setelah dilpoarkan ke Polisi oleh pendukung Ahok, ini tanggapan Buni Yani yang disampaikan melalui akun twitternya @BuniYani, Jumat (7/10/2016):
1. Terima kasih atas kebaikan puluhan pengacara yang sudah bersedia membela saya karena dipolisikan. Saya tak gentar. Kau tak bisa menggertakku.
2. Puluhan pengacara ini membela saya karena ingin merawat kebebasan berbicara. Ada yg sama sekali tak kenal tapi tiba2 tlp habis magrib tadi.
3. Pak moko dari LBH wartawan tlp saya kalau dia sudah bersedia membela saya nanti. Saya terkejut, dari mana dapat tlp saya.
4. Rupanya pak moko dapat kontak dari kawan wartawan lainnya yg menyembunyikan jati dirinya.
5. Akhirnya saya cerita ke pak moko dulu saya wartawan sebelum jadi dosen. saya bilang pak moko trims, bapak tdk membela Buni tapi ide kebebasan bicara.
6. Sejak tadi malam hingga pagi tadi saya dibully oleh guntur romli. Saya dituduh memelintir transkrip video. Dia sebarkan tuduhannya scr luas.
7. Dan malam ini saya resmi sebagai terlapor.
8. Saya menyayangkan hal ini terjadi. Sebetulnya kalau lihat lingkaran pertemanan saya dengan guntur banyak irisannya.
9. Saya dulu wartawan Tempo, suka diskusi di utan kayu, bergaul dengan kawan2 JIL. Aneh guntur bisa membunuh karakter saya dengan sebar tuduhan.
10. Saya katakan pd guntur, tolong undang saya diskusi. saya kuasai ilmunya. Mau debat tentang jurnalisme, hermeneutika atau linguistik Saya senang tukar pendapat.
11. Saya katakan begitu pdanya karna Saya tahu komunitas itu isinya orang terdidik semua. Bahkan Saya merasa sedikit sejarah hidup saya bagian dr komunitas (utan kayu -red).
12. Tapi tak apa2. Ini sudah terlanjur. Saya tetap menghormati ini dibawa ke polisi. Dan saya akan bersiap utk itu.
13. Namun kalau pelapor mau menggertak saya, jari tengah utk kamu. Kamu kira saya gentar? Saya mati saja yg belum.
14. Knp Saya tak gentar? Karena saya tahu masalahnya. Seseorang upload video yg sudah tersebar luas dengan transkrip lalu dipolisikan? Gak masuk akal.
15. Kenapa kalian tdk polisikan Pemda DKI sekalian yg upload videonya. Kalian begonya minta ampun deh.
16. Orang2 kampungan tdk pernah gaul ini mau menggertak saya. Saya bilang, kalian salah sasaran. You're totally stupid.
17. Pndkungnya yg bodoh lngsung prcaya guntur. Di mana letak melintirnya? Saya khatam baca UU ITE, Pers, Penyiaran. Sy tak bodoh mau msk pnjara.
18. Buat pendukung guntur jangan mau dibegoin, saya tak hapus apa2. Saya cuma lock posting agar tak terlihat atas permintaan pendukung guntur.
19. Tapi lalu saya dituduh hapus posting, pengecut, tukang pelintir, penghasut. Kalian bisa lihat sekarang posting di FB kembali normal. Jangan bego.
20. Saya bisa tuntut balik tukang tuduh ini kalau saya mau. Pengacara sdh puluhan. Tapi apa ya itu akan menjernihkan persoalan.
21. Buat saudara saya muslim setanah air terima kasih atas simpati dan dukungannya. Saya dididik tak pernah takut karena hny percaya pada Allah. Trims uni @fahiraidris sdh menelepon tadi.
22. Makanya saya bilang kalau niat kalian mau gertak2 saya, kalian salah sasaran. Kalian tak akan berhasil.
*dari twitter Buni Yani (7/10/2016)