Tiap Malam Sholat Taubat, Wajah Santri Penghafal Alquran Bersinar Saat Wafat



Kematian yang mulia. Itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan pemuda Malaysia, Muammar Ashraf Ahmad Faizul, yang kematiannya membuat iri dan menjadi pembicaraan di kotanya.

Penguburan pemuda 21 tahun di Permakaman Islam Sungai Karang, Kuantan, Pahang, pada Jumat lalu berjalan lancar.

Ribuan pelayat mengiringi jenazahnya. Termasuk guru, teman sekelas, kenalan, keluarga serta warga lokal dan luar kota.

Ayahnya, Datuk Ahmad Faizul Ghazali, mengatakan, anak ketiga dari sembilan bersaudara yang juga santri tahfiz Quran ini memiliki sifat yang sangat istimewa.

"Bukan tujuan saya untuk membanggakan sifat anak kepada khalayak karena semua orang memiliki kebaikan mereka sendiri-sendiri. Ini lebih merupakan inspirasi, dakwah dan contoh," kata Ghazali.


Penyayang dan Rajin Sholat Malam


Muammar adalah seorang anak yang sangat penyayang kepada orang tua, ibu bapak dan saudara kandungnya. Bahkan kasih sayang dan perannya seperti anak tertua.

Dia rutin bangun malam untuk menunaikan sholat taubat dan hajat. Muammar juga lebih suka memilih berkawan dengan orang-orang yang dipandang sebelah mata atau diremehkan. Begitulah caranya dia memuliakan dan memberi dukungan kepada golongan mereka.

Ghazali menambahkan putranya itu juga sayang dengan binatang liar. Seperti kucing, burung dan bahkan ular. Dia akan membantu mereka jika mengalami kesulitan.

Saat Meninggal Wajah Tenang Seperti Orang Tidur
Menurut Ghazali, bisa menyaksikan wajah Muammar yang tenang ketika memandikan jenazahnya menjadi satu pengalaman yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.

Kondisi jasad Muammar terlihat suci dan bersih. Wajahnya sangat tenang seperti orang yang tidur nyenyak.

Urusan pemakamannya yang dipimpin seorang pemuka agama dari Suriah, Syeikh Mustofa Zaidan, juga berjalan sangat lancar dan cepat.

Ghazali mengatakan memang ada perubahan kentara yang diperlihatkan Muammar sejak sebulan sebelum kepergiannya. Tapi waktu itu keluarga tidak terlalu memikirkannya.


Firasat Mau Meninggal


"Sehari sebelum kematiannya, dia minta diadakan acara ulang tahunnya walaupun tanggal lahirnya 7 Agustus.

"Dia mendesak kami agar dibuat lebih awal. Katanya dia tidak sempat kalau acara tersebut dibuat pas hari ulang tahunnya," kata Ghazali.

Sebagai ayah, Ghazali membeli berbagai berang keperluan ulang tahun, mulai dari kue, lilin, hingga balon.

"Pada malam itu, dia bilang kue tersebut yang terakhir dia makan, setelah ini tidak dapat makan lagi," ujar pria 44 tahun ini.


Alami Kecelakaan, Bahu Patah dan Kepala Luka Parah


Menurutnya, Muammar mengalami kecelakaan pada keesokkan harinya ketika dalam perjalanan menuju tempat dia bekerja sebagai guru mengaji.

"Muammar naik motor dari rumahnya di Sungai Karang mengiringi mobil kakeknya yang pulang ke Batu Hitam, Beserah jam 6.30 sore, pada 7 Julai lalu.

"Setelah mengantar kakeknya pulang, Muammar ke tempat mengajar di Cenderawasih yang berjarak kira-kira 10 kilometer dari Batu Hitam sebelum terlibat dalam kecelakaan.

"Motor yang ditungganginya bertabrakan dengan sebuah kendaraan hingga menyebabkan bahunya patah dan kepala luka parah," katanya.


Koma Selama 2 Hari


Ghazali mengatakan putranya itu mengalami koma selama dua hari setelah menjalani pembedahan untuk membuang pendarahan di kepalanya.

"Pemeriksaan dokter menyebutkan tempurung kepala Muammar retak yang membuat dia mengalami pendarahan hebat di bagian otak.

"Selama koma, dia mendapat bantuan pernapasan dari mesin hingga jam 10 pagi pada Jumat lalu. Dokter bilang peluang dia hidup makin menipis karena otaknya sudah tidak berfungsi.

"Saat itulah kami melihat dia dalam keadaan nazak. Tangan dan kakinya semakin dingin dan perlahan-lahan menghembuskan napas terakhir sebelum mesin dimatikan jam 11 pagi," kata Ghazali.